BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar belakang
Berfikir merupakan suatu proses yang
berjalan secara berkesenambungan mencakup interaksi dari suatu rangkayan
pikiran dan persepsi. Sedangkan berfikir karitis merupakan konsep dasar yang
terdiri dari konsep berfikir yang berhubungan dengan proses belajar dan kritis
itu sendiri berbagai sudut pandang selain itu juga membahas tentang komponen
berfikir kritis dalam keperawatan yang didalamnya dipelajari defenisi,elemen
berfikir kritis,model berfikir kritis,analisa berfikir kritis,berfikir logis
dan kreatif, krakteristik berfikir kritis,pemecahan masalahdan langka-langka
pemecahan masalah,proses pengambilan keputusan,fungsi berfikir kritis,model
pebggunaan atribut,proses intuisi,indikator, dan prinsip utama .
Perawat sebagai bagian dari pemberi
layanan kesehatan, yaitu memberi asuhan keperawatan dengan menggunakan proses
keperawatan akan selalu dituntut untuk berfikir kritis dalam berbagai situasi.
penerapan berfikir kritis dalam proses keperawatan dengan kasus nyata yang akan
memberikan gambaran kepada perawat tentang pemberian asuhan keperawatan yang
komprehensif dan bermutu. Seseorang yang berfikir dengan cara kreatif akan
melihat setiap masalah dengan sudut yang selalu berbeda meskipun obyeknya sama,
sehingga dapat dikatakan, dengan tersedianya
pengetahuan baru, seseorang profesional harus selalu melakukan sesuatu
dan mencari apa yang selalu efektif dan ilmia dan memberikan hasil yang lebih
baik untuk kesejateraan diri maupun orang lain.
Proses berfikir ini dilakukan
sepenjang waktu sejalan dengan keterlibatan kita dalam pengalaman baru dan
menerapkan pengetahuan yang kita miliki, kita jadi lebih mampu untuk membentuk
asumsi, ide-ide dan membuat simpulan yang valid. Semua proses tersebut tidak
terlepas dari sebuah proses berfikir dan belajar.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
DEFENISI
Berpikir
kritis merupakan suatu proses yang berjalan secara berkisinambungan menjakup
interaksi dari suatu rangkayan pikiran dan
presepsi. Sedangkan berpikir kritis merupakan konsep dasar yang terdiri
dari konsep berpikir yang berhubungan dengan proses belajar dan krisis itu
sendiri sebagai sudut pandang selain itu juga membahas tentang komponen
berpikir kritis dalam keperawatan yang
didalamnya dipelajari krakteristik, sikap dan standar berpikir kritis,
analisis, pertanyaan kritis, pengambilan keputusan dan kreatifitas dalam
berpikir kritis.
Menurut
para ahli (Pery dan Potter,2005), berpikir kritis adalah suatu proses dimana
seseorang atau individu dituntut untuk menginterfensikan atau mengefaluasi
informasi untuk membuat sebuah penilain atau keputusan berdasarkan kemampuan,menerapkan
ilmu pengetahuan dan pengalaman. Menurut Bandman (1988), berpikir kritis adalah pengujian secara rasional terhadap
ide-ide, kesimpulan, pendapat, prinsip, pemikiran,masalah, kepercayaan, dan
tindakan. Menutut Strader (1992),
berpikir kritis adalah suatu proses pengujian yang menitikberatkan pendapat atau fakta yang mutahir dan
menginterfensikan serta mengefaluasikan pendapat-pendapat tersebut untuk
mendapatkan suatu kesimpulan tentang adanya perspektif pandangan baru.
Proses
berpikir ini dilakukan sepanjang waktu sejalan dengan keterlibatan kita dalam
pengalaman baru dan menerapkan pengetahuan yang kita miliki, kita menjadi lebih
mampu untuk membentuk asumsi, ide-ide dan membuat kesimpulan yang valid, semua
proses tersebut tidak terlepas dari sebuah proses berpikir dan belajar.
Untuk
lebih mengoptimalkan dalam proses berpikir kritis setidaknya paham atau tau
dari komponen berpikir kritis itu sendiri, dan komponen berpikir kritis
meliputi pengetahuan dasar, pengalaman, kompetensi, sikap dalam berpikir
kritis, standar/ krakteristik berpikir kritis.
Keterampilan
kongnitif yang digunakan dalam berpikir kualitas tinggi memerlukan disiplin
intelektual, evaluasi diri, berpikir ulang, oposisi, tantangan dan dukungan.
Berpikir
kritis adalah proses perkembangan kompleks, yang berdasarkan pada pikiran
rasional dan cermat menjadi pemikir kritis adalah denominatur umum untuk
pengetahuan yang menjadi contoh dalam pemikiran yang disiplin dan mandiri.
1. Berfikir kritis perlu
bagi perawat :
1. Penerapan profesionalisme.
2. . Pengetahuan tehnis dan keterampilan
tehnis dalammemberikan askep.Seorang pemikir yang baik tentu juga seorang
perawat yang baik.Diperlukan perawat, karena :
a. Perawat setiap hari mengambil keputusan
b. Perawat menggunakan keterampilan berfikir :
1.
Menggunakan pengetahuan dari berbagai subjek danlingkungannya
2. menangani perubahan yang berasal dari stressor lingkungan
3.. penting membuat keputusan.Mz.Kenzie à Critical thinking :
Ditujukan pada situasi,rencana, aturan yang terstandar dan mendahului dalam-
menggunakan pengetahuan untuk mengembangkanhasil yang diharapkan- keterampilan
guna mensintesa ilmu yang dimiliki untuk memilih tindakand. Pelaksanaan
keperawatan :
-
pelaksanaan tindakan keperawatan adalkahketerampilan dalam menguji hipotesa.
-
Tindakasn nyata yang menentukan tingkat keberhasilane. Evaluasi keperawatan :
-Mengkaji efektifitas tindakan
-Perawat
harus dapat mengambil keputusan tentang pemenuhan kebutuhan dasar klien
-Perlukah
diulangi
keperawatan.
2.Argumentasi dalam keperawatan
Sehari-hari
perawat dihadapkan pada situasi harus berargumentasi untuk menenukan,
menjelaskankebenaran, mengklarifikasi isu, memberikan penjelasan,mempertahankan
terhadap suatu tuntutan/tuduhan.Argumentasi
Badman and Badman (1988) terkait dg.konsep berfikir dalam keperawatan :
1. berhubungan dengan situasi perdebatan.
2.
Debat tentang suatu isu
3. Upaya untuk mempengaruhi individu/kelompok
4. Penjelasan yang rasional
3.Pengambilan keputusan dalam keperawatan
Sehari-hari perawat harus mengambil keputusan
yangtepat.
4.Penerapan
Proses Keperawatan
Perawat berfikir
kritis pada setiap langkah proseskeperawatana.
Pengkajian :
-
mengumpulkan data dan validasi
-
Perawat melakukan observasi berfikir kritis dalam pengumpulan data.
- Mengelola dan
menggunakan ilmu-ilmu lain yangterkait. b. Perumusan diagnosa keperawatan :
Tahap pengambilan
keputusan yang paling kritis.
-
Menentukan masalah dan argumen secara rasional
-
Lebih terlatih, lebih tajam dalam masalahc. Perencanaan keperawatan : pembuatan keputusan.Critical
thinking à Investigasi terhadap tujuan gunamengeksplorasi situasi, phenomena,
pertanyaan, ataumasalah untuk menuju pada hipotesa atau keputusan
secaraterintegrasi.Critical thinking : Pengujian yang rasional terhadap
ide-ide, pengaruh, asumsi, prinsip-prinsip, argumen,
kesimpulan-kesimpulan, isu-isu, pernyataan, keyakinan dan aktifitas(Bandman and Bandman, 1988).Pengujian
berdasarkan alasan ilmiah, pengembilan keputusandan kreatifitas
Asumsi Berfikir (Think) :
Berfikir,
perasaan dan berbuat dilakukan komponen dasar bersama/sejalan pada
saatmelakukan keperawatan.Berfikir tanpa melakukan sesuatu adalah
sia-siaBekerja tanpa berfikir adalah sangat berbahayaBerfikir /berbuat tanpa
diserta perasaan tidak mungkinMetoda
berfikir kritis :
Freely
debate .
1.
lndividual decision Group
2.
Persuasi
3.
Propaganda
4.
Coercion
B. Elemen berpikir kritis
Berbagai elemen yang digunakan dalam
penelitian dan komponen, pemecahan masalah, keperawatan serta kriteria yang
digunakan dengan komponen keterampilan dan sikap berpikir kritis.
Elemen berpikir kritis antara lain:
1.
Menentukan
tujuan
2.
Menyususn pertanyaan atau membuat kerangka
masalah
3.
Menujukan
bukti
4.
Menganalisis
konsep
5.
Asumsi
Perspektif yang digunakan selanjutnya
keterlibatan dan kesesuaian
Kriteria elemen terdiri dari
kejelasan, ketepatan, ketelitan dan keterkaitan.
C.
MODEL BERPIKIR KRITIS DALAM KEPERAWATA
Dalam
penerapan pembelajaran pemikiran kritis di pendidikan keperawatan, dapat
digunakan tiga model, yaitu: feeling, vision model, dan examine model yaitu
sebagai berikut:
1. Feling Model
Model ini menerapkan pada rasa, kesan, dan data atau fakta
yang ditemukan. Pemikir kritis mencoba mengedepankan perasaan dalam melakukan
pengamatan, kepekaan dalam melakukan aktifitas keperawatan dan perhatian.
Misalnya terhadap aktifitas dalam pemeriksaan tanda vital, perawat merasakan
gejala, petunjuk dan perhatian kepada pernyataan serta pikiran klien.
2. Vision model
Model ini dingunakan untuk membangkitkan pola pikir,
mengorganisasi dan menerjemahkan perasaan untuk merumuskan hipotesis, analisis,
dugaan dan ide tentang permasalahan perawatan kesehatan klien, beberapa kritis
ini digunakan untuk mencari prinsip-prinsip pengertian dan peran sebagai
pedoman yang tepat untuk merespon ekspresi.
3. Exsamine model
Model ini dungunakan untuk merefleksi ide, pengertian dan
visi. Perawat menguji ide dengan bantuan kriteria yang relevan. Model ini
digunakan untuk mencari peran yang tepat untuk analisis, mencari, meguji,
melihat konfirmasi, kolaborasi, menjelaskan dan menentukan sesuatu yang
berkaitan dengan ide.
Model berfikir kritis dalam
keperawatan menurut para ahli,
a.
Costa
and colleagues (1985)
Menurut costa and colleagues klasifikasi berpikir dikenal
sebagai ‘the six Rs” yaitu:
1. Remembering ( mengingat)
2. Repeating (mengulang)
3. Reasoning (memberi alasan)
4. Reorganizing (reorganisasi)
5. Relating (berhubungan)
6. Reflecting (merenungkan)
b.
Lima
model berpikir kritis
1. Total recall
2. Habits ( kebiasaan)
3. Inquiry ( penyelidikan / menanyakan
keterangan )
4. New ideas and creativity
5. Knowing how you think (mengetahui apa
yang kamu pikirkan)
Ada
empat alasan berpikir kritis yaitu: deduktif, induktif, aktifitas informal,
aktivitas tiap hari, dan praktek. Untuk menjelaskan lebih mendalam tentang
defenisi tersebut, alasan berpikir kritis adalah untuk mengenalisis penggunaan
bahasa, perumusan masalah, penjelasan, dan ketegasan asumsi, kuatnya
bukti-bukti,menilai kesimpulan, membedakan antara baik dan buruknya argumen
serta mencari kebenaran fakta dan nilai dari hasil yang diyakini benar serta
tindakan yang dilakukan.
D. Analisa berfikir kritis
1. Analisis kritis merupakan suatu cara
untuk mencoba memahami kenyataan kejadian atau peristiwa dan pernyataan yang
ada dibalik makna yang jelas atau makana langsung. Analisis kritis mempersaratkan
sikap untuk berani menentang apa yang dikatakan atau dikemukaan oleh
pihak-pihak yang berkuasa
2. Analisis kritis merupakan suatu
kapesitas potensi yang dimiliki oleh semua orang demikian analisis kritis tetap
akan tumpul dan tidak berkembang apabila tidak di asa atau dipraktekan
3. Analisis kritis merupakan upaya
peribadi atau upaya kolektif
4. Analisis kritis menentukan
kemungkinan sesuatu kesempatan yang lebih baik ke arah langka untuk memperbaiki
kenyataan atau situasi yang telah dianalisis.
5. Peran terpenting untuk melaksanakan
analisis kritis bukanlah serangkaian langkah atau pertanyaan yang berangkat
dari ketidak tahuan menuju kepencerahan.
6. Analisis kritis juga mencoba memahami
riwayat pernyataan situasi atau masalah yang perlu dipahami. Analisis kritis
mengkaji situasi atau peristiwa yang tengah dalam proses perubahan.
E. Berfikir logis dan kreatif
Berfikir logis adalah penalaran atau keterampilan berfikir dengan tepat,
ketepatan berfikir sangat tergantung pada jalan pikiran yang logis dalam berfikir
secara logis. Kita harus terampil untuk mengerti fakta, memahami konsep
hubungan dalam menarik kesimpulan.
Berfikir kreatif adalah berfikir lintas bidang yang ditandai dengan
krakterlistik berfikir. Disamping itu berfikir
kreatif juga menuntut adanya pengikatan diri
terhadap tugas yang tinggi yang artinya kreatifitas menuntut disiplin yang
tinggi dan konsisten terhadap bidang tungas.
Krakteristik Berpikir Kritis
Krakteristik Berpikir Kritis adalah
1. Konseptualisasi
Konsep tualisasi artinya : proses intelektual membentuk suatu
konsep. Sedangkan konsep adalah fenomena
atau pandangan mental tentang realitas,
pikiran-pikiran tentang kejadian, objek atribut, dan sejenisnya. Dengan
demikian konseptualisasi merupakan pikiran abstrak yang digenerilisasi secara
otomatis menjadi simbol-simbol dan disimpan dalam otak.
2. Rasional dan Beralasan
Artinya argumen yang diberikan selalu berdasarkan analisis
dan mempunyai dasar kuat dari fakta fenomena nyata.
3. Reflektif
Artinya bahwa seseorang pemikir kritis tidak menggunakan
asumsi atau presepsi dalam berpikir atau mengambil keputusan tetapi akan
menyediakan waktu untuk mengumpulkan data dan menganalisisnya berdasarkan
disiplin ilmu. Fakta dan kejadian.
4. Bangian dari suatu sikap
Yaitu pemahaman dari suatu sikap yang harus diambil pemikir
kritis akan selalu menguji apakah sesuatu yang dihadapi itu lebih baik atau
lebih buruk dibanding yang lain.
5. Kemandirian berpikir
Seorang berpikir kritis selalu berpikir dalam dirinya tidak
pasif menerima pemikiran dan keyakinan orang lain menganalisis semua isu,
memutuskan secara benar dan dapat dipercaya.
6. Berpikir adil dan terbuka
Yaitu mencoba untuk beruubah dari pemikiran yang salah dan
kurang menguntungkan menjadi benar dan lebih baik.
7. Pengambilan keputusan berdasarkan
keyakinan
Berpikir kritis dingunakan untuk mengevaluasi suatu
argumentasi dan kesimpulan, mencipta suatu pemikiran baru dan alternatif solusi
tindakan yang akan diambil.
8. Watak (dispositions)
Seseorang yang mempunyai keterampilan berpikir kritis
mempunyai sikap skeptis, sangat terbuka, menghargai sebuah kejujuran, respek
terhadap berbagai data dan pendapat,resespek tehadap kejelasan dan ketelitian, mencari
pandangan-pandangan lain yang berbeda, dan akan berubah sikap ketika terdapat
sebuah pendapat yang diangapnya baik.
9. Kriteria (criteria)
Dalam berpikir kritis harus mempunyai sebuah kriteria atau
patokan. Untuk sampai kearah mana maka harus menemukan sesuatu untuk diputuskan atau dipercayai.meskipun sebuah
argumen dapat disusun dari berapa sumber pembelajaran, namun akan mempunyai
kriteria yang berbeda. Apabila kita akan menerapkan standarlisasi maka haruslah
berdasarkan relenfansi, keakuratan fakta-fakta, berdasarkan sumber yang
kredibel, teliti tidak benas dari logika yang keliru, logika yang konsisten dan
pertimbangan yang matang.
10. Sudut pandang
Yaitu cara memandang atau menafkirkan dunia ini, yang akan
menentukan kontruksi makna.seseorang yang berfikir dengan kritis akan memandang
sebuah penomena dari berbagai sudut pandang yang berbeda.
F.
Pemecahan Masalah Dalam Berpikir Kritis
Pemecahan
masalah termasuk dalam langkah proses pengambilan keputusan, yang difokuskan
untuk mencoba memecahkan masalah secepatnya. Masalah dapat digambarkan sebagai
kesenjangan diantara “apa yang ada dan
apa yang seharusnya ada”. Pemecahan
masalah dan pengambilan keputusan yang efektif diprediksi bahwa individu harus
memiliki kemampuan berfikir kritis dan mengembangkan dirinya dengan adanya
bimbingan dan role model di
lingkungan kerjanya.
Langkah-Langkah
Pemecahan Masalah
1.
Mengetahui hakekat dari masalah dengan mendefinisikan
masalah yang dihadapi.
2. Mengumpulkan
fakta-fakta dan data yang relevan.
3. Mengolah
fakta dan data.
4. Menentukan
beberapa alternatif pemecahan masalah.
5. Memilih
cara pemecahan dari alternatif yang dipilih.
6. Memutuskan
tindakan yang akan diambil.
7. Evaluasi.
G.PROSES PENGAMBILAN KEPUTUSAN BERFIKIR KRITIS DALAM KEPERAWATA
keputusan
dalam penyelesaian masalah adalah kemampuan mendasar bagi praktisi kesehatan,
khususnya dalam asuhan keperawatan dan kebidanan. Tidak hanya berpengaruh pada
proses pengelolaan asuhan keperawatan
dan kebidanan, tetapi penting untuk meningkatkan kemampuan merencanakan
perubahan. Perawat dan bidan pada semua tingkatan posis iklinis harus memiliki
kemampuan menyelesaikan masalah dan mengambi lkeputusan yang efektif, baik
sebaga ipelaksana/staf maupun sebagai pemimpin.
Penyelesaian
masalah dan pengambilan keputusan bukan merupakan bentuk sinonim. Pemecahan
masalah dan proses pengambilan keputusan
membutuhkan pemikiran kritis dan analisis yang dapat ditingkatkan dalam
praktek. Pengambilan keputusan merupakan upaya pencapa iantujuan dengan
menggunakan proses yang sistematis dalam memilih alternatif. Tidak semua
pengambilan keputusan dimulai dengan situasi masalah.
Ada lima
hal yang perlu diperhatikan dalam pengambilan keputusan :
1. Dalam proses pengambilan keputusan tidak
terjadi secara kebetulan.
2. Pengambilan keputusan tidak dilakukan secara
sembrono tapi harus berdasarkan pada sistematika tertentu :
a. Tersedianya sumber-sumber untuk melaksanakan
keputusan yang akan diambil.
b. Kualifikasi tenaga kerja yang tersedia
c. Falsafah yang dianut organisasi.
d. Situasi lingkungan internal dan eksternal yang
akan mempengaruhi administrasi dan manajemen di dalam organisasi.
3. Masalah harus diketahui dengan jelas.
4. Pemecahan masalah harus didasarkan pada
fakta-fakta yang terkumpul dengan sistematis.
5. Keputusan yang baik adalah keputusan yang
telah dipilih dari berbagai alternatif yang telah dianalisa secara matang.
H.
Fungsi berpikir Kritis dalam
Keperawatan
Berikut ini merupakan fungsi atau manfaat berpikir kritis
dalam keperawatan adalah sebagai berikut:
1. Penggunaan proses berpikir kritis
dalam aktifitas keperawatan sehari-hari
2. Membedakan sejumlah penggunaan dan
isu- isu dalam keperawatan
3. Mengidentifikasi dan merumuskan
masalah keperawatan
4. Menganalisis pengertian hubungan dari
masing-masing idikasi, penyebab dan tujuan, serta tingkat hubungan.
5. Menganalisis argumen dan isu-isu
dalam kesimpulan dan tindakan yang dilakukan.
6. Menguji asumsi-asumsi yang berkembang
dalam keperawatan.
7. Melaporkan data dan petunjuk-petunjuk
yang akurat dalam keperawatan.
8. Membuat dan mengecek dasar analisis
dan faliidasi data keperawatan.
9. Merumuskan dan menjelaskan keyakinan
tentang aktifitas keperawatan
10. Memberikan alasan-alasan yang relevan
terhadap keyakinan dan kesimpulan yang dilakukan.
11. Merumuskan dan menjelaskan
nilai-nilai keputusan dalam keperawatan
12. Mencari alasan-alasan kriteria,
prinsip-prinsip dan akktifitas nilai-nilai keputusan.
13. Mengefaluasi penampilan kinerja
perawat dan kesimpulan asuhan keperawatan.
I.
Model penggunanaan atribut
Berdasarkan penelitan sebelumnya, penelitian ini mencoba
mempertimbangkan efek ketidak linieran tersebut untuk perjalanan dengan range
yang cukup signifikan perbedaannya dalam penelitian model penggunaan atribut
ini dilakukan untuk mempelajari perilaku pemilihan model dengan menvariasikan
berbagai jenis model.dengan mempertimbangkan efek ketidak linieran nilai
atribut antara lain melalui penggunaan presentase perubahan nilai atribut
sebagai nilai atribut model dalam keperawatan.
J.
Proses Intuisi
Proses intuisi merupakan pendorong utama untuk benalar logis (masuk akal)
sekaligus pemicu aktifitas berfikir
bagi siswa untuk itu perlu adanya upaya pemilihan pendekatan pembelajaran yang
tepat dan efektif untuk tercapainya kemampuan berfikir yang diharapkan mampu
mengoptimalkan serta memupuk sikap positif dan pola berfikir yang membudaya
dalam mengatasipermasalahan real word. Sala satu solusi yang dipandang tepat
untuk mewujudkan tuntutan tersebut adalah pendekatan kontekstual berbasis
intuisi sebagai suatu pendekatan yang diawali dengan berintiwisi informal dalam
menyelesaikan masalah berkonteks yang rancang secara kusus.
ASPEK-ASPEK BERPIKIR KRITIS
Kegiatan berpikir kritis dapat
dilakukan dengan melihat penampilan dari beberapa perilaku selama proses
berpikir kritis itu berlangsung. Perilaku berpikir kritis seseorang dapat
dilihat dari beberapa aspek:
1. relevance
relevansi ( keterkaitan ) dari pernyataan yang
dikemukan.
2. Importance
Penting tidaknya isu atau pokok-pokok pikiran yang
dikemukaan.
3. Novelty
Kebaruan dari isi pikiran, baik dalam membawa ide-ide atau
informasi baru maupun dalam sikap menerima adanya ide-ide orang lain.
4. Outside material
Menggunakan pengalamanya sendiri atau bahan-bahan yang
diterimanya dari perkuliahan
5. Ambiguity clarified
Mencari penjelasan atau informasi lebih lanjut jika dirasakan
ada ketidak jelasan
6. Linking ideas
Senantiasa menghubungkan fakta, ide atau pandangan serta
mencari data baru dari informasi yang berhasil dikumpulkan.
7. justification
memberi bukti-bukti, contoh, atau justifikasi terhadap suatu
solusi atau kesimpulan yang diambilnya. Termasuk didalamnya senantiasa
memberikan penjelasan mengenai keuntungan dan kerungian dari suatu situasi atau
solusi.
INDIKATOR BERPIKIR KRITIS
Wade (1995) mengidentifikasi delapan kerakteristik berpikir kritis, yakni
meliputi:
1. Kegiatan merumuskan pertanyaan
2. Membatasi permasalahan
3. Menguji data-data
4. Menganalisis berbagai pendapat
5. Menghindari pertimbangan yang sangat
emosional
6. Menghindari penyederhanaan berlebihan
7. Mempertimbangkan berbagai
interpretasi
8. Mentolerasi ambiguitas
Prinsip
utama penerapan dalam berpikir kritis
Prinsip utama untuk menetapkan suatu
masalah adalah mengetahui fakta, kemudian memisahkan fakta tersebut dan
melakukan interpretasi data menjadi fakta objektif dan menentukan luasnya
masalah tersebut. Manajer membutuhkan kemampuan untuk menetapkan prioritas
pemecahan masalah. Umumnya untuk pemecahan masalah selalu menggunakan metoda
coba-coba dan salah, eksperimen, dan atau tidak berbuat apa-apa (“do nothing”). Pembuatan keputusan dapat
dipandang sebagai proses yang menjembatani hal yang lalu dan hal yang akan
datang pada saat manajer hendak mengadakan suatu perubahan.
Proses pemecahanmasalah dan pengambilan keputusan di atas adalah salah satu penyelesaian yang
dinamis. Penyebab umum gagalnya penyelesaian masalah adalah kurang tepat mengidentifikasi masalah.Oleh karena itu identifikasi masalah adalah langkah yang paling
penting.Kualitashasiltergantungpadakeakuratandalammengidentifikasimasalah.
Identifikasi masalah dipengaruhi oleh
informasi yang tersedia, nilai, sikap dan pengalaman pembuat keputusan serta waktu penyelesaian
masalah. Terutama waktu yang cukup untuk mengumpulkan dan mengorganisir data.
mantap bwngt ne......
BalasHapussumber nya apa aja yaa ?
BalasHapusdaftar pustaka ny mana?
BalasHapusdaftar pustakanya mohon dicantumkan ya, terimakasih
BalasHapusDaftarr pustakaaaaa???????????????????
BalasHapus